Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang
mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita
lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah
merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di
Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus).
Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan
tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku
yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi
yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan
sang pejabat.
Selain itu, berita-berita mengenai tindakan
pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau
bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari
mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak
dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya
besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD
sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip
saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum
pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau
inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat
perilaku para pejabat kita?
Dilain pihak, tindakan korupsi,
kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala
permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial
budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai
latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri.
Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi.
Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada
tanda-tandanya.
PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya
sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus
atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal,
hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan
generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang
memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.
Pertama,
melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan
bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya
demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan
Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada
hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut
merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan
untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada
Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional
kita selama ini.
Pendidikan nasional selama ini telah
mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu
menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang
dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku
santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa
bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini.
Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di
legislative, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang
berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1
sampai Prof. Dr. Contoh lainnya, dalam bidang politik lebih parah lagi,
ada partai kembar , anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika
sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi
tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat kalau dalam diri
partai saja belum kompak).
Dan masih ingatkah ketika terjadi jual
beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam sidang kasus Bulog yang
dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan berpendidikan tinggi.
Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa
ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka akan ditiru
oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia
pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah
seperti penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan
anehnya pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas
jauh, guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk
mengajar, mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak
skripsi atau tesis, nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk
naik pangkat sehingga ada kenaikan pangkat ala Naga Bonar.
Di
pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal
tahun ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya
(untungsnya, NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka),
kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit.
Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari
lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu
nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit)
secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana
melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang ini
banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi
yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.
Kembali
ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah
pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang
bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik
kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak
plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur
sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau
bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka
bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai
didunia internasional. Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan
utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain tidak seenaknya mendikte
Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.
Dengan kata lain,
proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus
dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika
berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang
pendidik harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh
peserta didik. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia,
tidak curang, tidak memaksakan kehendak, berperilaku santun, displin,
tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan, berlaku adil dan ramah di
dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik mulai dari guru SD
sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita belum tentu
morat-marit seperti ini.
Kedua, Perubahan dalam pendidikan
nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan
anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah
dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah
dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik
(guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan
belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan
tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang
diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada
generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak
berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta
pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di
Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan
tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau
menginginkan generasi seperti diatas.
Selain itu, anggaran
pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan cepat kondisi
pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan menimbulkan
KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas yang
tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja
KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.
Ketiga, Berlaku adil dan
Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru
saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat
dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang
kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi.
Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga
timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain.
Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat
perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar
dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti
teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?
Dengan
contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya
ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan
nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara
peserta didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah
diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi,
pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat
kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat.
Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga
yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk kelas unggulan
belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak
unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik,
tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa
masuk kelas tersebut.
Kalau mau membuat perbedaan, buatlah
perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral.
dewasa dan bertanggungjawab. Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain
yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita. Karena itu,
pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau
perlu hilangkan saja.
Contoh lain lagi , seorang dosen
marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus. Padahal Dia
sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas. Dan seorang siswa yang
pernah belajar dengan saya datang dengan menangis memberitahu bahwa
nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia sering protes
pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut.
Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum
mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.
PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH PERILAKU
Kalau
kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak
mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu
dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi
atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik
legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi
contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur,
berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta
mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada
generasi muda mulai saat ini.
Karena mereka semua adalah
orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar
Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus membuktikan
bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini.
Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan
nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka
orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan
curang. Apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung
mereka (pejabat) sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa
pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak
arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau
kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa
yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah merasakan,
melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini.
Selanjutnya,
semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan
konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh
kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun
perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi
pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu.
Pokoknya semuanya mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat,
lain lagi perbuatannya. Contoh sederhana, kita sering melihat di TV
ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong atau ada yang
tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal mereka sudah digaji,
bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau ke kantor hanya
untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman di Koran,
radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum. Tapi
beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan
tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan
mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat.
Karena pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut
seorang yang bergelar S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang
dihasilkan oleh pendidikan nasional kita selama ini?
Harapan
Dengan
demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri,
bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang
terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri
tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut
generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti
luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta
mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.
Tapi
para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal
harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level
tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus
segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin
mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan
kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki
panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan.
Kamis, 12 Juli 2012
rahasia dibalik keberkahan ramadhan
oleh Ustadz Fathuddin Ja'far, MA
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Rasul Saw. bersabda :
Kalau kita cermati berbagai ayat Al-Qur’an dan Hadits Rasul Saw. paling tidak kita akan mendapatkan tidak kurang dari 15 keberkahan dan kebaikan selama bulan Ramadhan :
Kalau saja kita mati dalam keadaan dosa yang diampunkan sebagai imbalan ibadah shiyam dan qiyam Ramadhan yang kita lakukan, berarti syurga adalah tempat kita kembali. Kalau saja kita berhasil mencapai kegembiraan saat berbuka di dunia dan saat bertemu dan melihat Allah nanti di akhirat sebagai imbalan ibadah shaum Ramadhan yang kita lakukan, itu adalah tanda yang mengisyaratkan isnya Allah kita masuk syurga, karena yang bisa bertemu dan melihat Allah itu hanya penghuni syurga. Dan begitulah seterusnya... Sekali lagi, jika kita berhasil meraih keberkahan Ramadhan dan kebaikannya, nilainya sama dengan kebaikan dunia dan akhirat.
Pertanyaan mendasar muncul kemudian adalah bagaimana caranya agar kita meraih keberkahan dan kebaikan yang berlimpah di bulan Ramadhan itu? Apa mungkin semuanya itu kita raih dengan cara yang sudah mentradisi seperti yang kita lihat sekarang ini? Fakta hari ini menunjukkan seakan Ramadhan identik dengan berlomba-lomba makan, minum, belanja ke pasar/mall dan pulang kampung? Fenomena tersebut bertolak belakang dengan harapan kita meraih keberkahan Ramadhan dan kebaikannya. Sebab itu, memahami rahasia di balik melimpahnya keberkahan Ramadhan insya akan mendorong kita untuk mengevaluasi amaliah Ramadhan yang kita jalankan. Kalah ternyata tidak sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhamamd Saw. maka kita segera bertindak untuk menyesuaikannya agar keberkahan Ramadhan yang bernilai semua kebaikan di dunia dan akhirat itu bisa kita raih.
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Begitu dahsyatnya keberkahan Ramadhan yang dijanjikan Allah dan Rasulullah pada kita. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pasti akan bertanya dan mencari selalu rahasia di balik keberkahan ramadhan itu agar kita dimudahkan Allah untuk meraihnya.
Sesungguhnya keberkahan Ramadhan itu disebabkan keberkahan Al-Qur’an. Karena yang penuh berkah itu adalah Al-Qur’an itu sendiri. Maka malam diturunkan padanya Al-Qur’an itu ikut menjadi berkah. Dalam Al-Qur’an disebutkan malam itu adalah “lailatin mubarokah” (malam yang diberkahi), sebagaimana yang Allah jelaskan dalan surah Ad-Dukhan ayat 3 :
Bahkan malam diturunkannya Al-Qur’an itu menjadi bernilai lebih dari 1000 bulan (83.3 thn), seperti yang dijelaskan Allah dalam surah Al-Qadr (97) ayat 1-3:
Demikian pula bulan Ramadhan menjadi bulan yang diberkahi disebabkan pertama kali Al-Qur’an turun adalah di bulan itu, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2) : 185 (شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ) dan hadits di atas. Bahkan dari 12 bulan yang Allah tetapkan dalam setahun [QS. At-Taubah (9) : 36] hanya bulan Ramadhan yang disebutkan namanya dalam Al-Qur’an sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 185 di atas. Fakta ini mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan menjadi berkah disebabkan keberkahan Al-Qur’an. Al-Qur’an itu penuh keberkahan karena diturunkan Allah Pemilik keberkahan / Shahibul Barokaat. Allah berfirman :
Hal senada juga Allah jelaskan dalam surah Al-A’raf/7 ayat 54, surah Al-Furqan/25 ayat 10 dan 61, surah Ar-Rahman/55 ayat 78 dan Al-Mulk/67 ayat 1.
Kalaulah Al-Qur’an itu tidak diturunkan pertama kali di salah satu malam dari bulan Ramadhan, maka malam tersebut dan bahkan bulan Ramadhan tidak akan mengandung keberkahan dan kebaikan seperti yang dijelaskan dalam banyak hadist dan ayat Al-Qur’an. Sebab itu, rahasia utama di balik keberkahan Ramadhan itu adalah Al-Qur’an. Sebagai Muslim, kita wajib mengimani, mengambil, mempelajari dan mengikuti penyebab keberkahan itu sendiri, yakni Al-Qur’an Al-Mubarok. Karena Al-Qur’an adalah kitab yang penuh berkah seperti yang dijelaskan dalam surat Al-An’am/6 ayat 92 :
Demikian juga Allah jelaskan pada beberapa ayat lain seperti dalam surah Al-An’am/6 ayat 155, Al-Anbiya’/21 ayat 50 dan Shad/38 : 29.
Kaum Muslimin Rahimakumullah...
Untuk membuktikan betapa berkahnya Al-Qur’an itu, mari kita lihat sejenak sejarah bangsa Arab, khususnya yang tinggal di kota Makkah dan Madinah. Saat Al-Qur’an diturunkan, bangsa Arab adalah bangsa yang terpecah belah karena bangga dengan suku, keturunan dan status sosial yang diciptakan tradisi nenek moyang mereka. Kehidupan mereka sangat primitif, barbar dan brutal. Sejarah mencatat, sebelum mereka mendapatkan keberkahan Al-Qur’an mereka terkenal dengan sebutan masyarakat jahiliyah.
Pengertian masyarakat jahiliyah ialah masyarakat yang belum mengenal dan belum dapat membedakan antara al-haq dan al-bathil, antara iman dan kufur, antara tauhid dan syirik, antara kebaikan dan keburukan, antara manfaat dan mudharat, antara dosa dan pahala, antara dunia dan akhirat, antara syurga dan neraka dan bahkan antara Tuhan Pencipta dan hamba yang dicipta. Sebab itu, mereka dengan mudah terjebak melakukan berbagai kejahatan, sejak dari kejahatan ekonomi, moral, kemanusiaan, sampai kejahatan hukum dan ketuhanan. Pantaslah Umar Ibnul Khattab menggambarkan masyarakat jahiliyah itu adalah masyarakat yang paling hina (adzallah qaum) di muka bumi.
Bandingkan dengan setelah mereka meyakini, menerima, membaca, memahami, mengikuti (mengamalkan) dan memperjuangkan Al-Qur’an sebagai the way of life / manhajul hayah, apa yang terjadi dalam diri, keluarga dan masyarakat mereka? Terjadi perubahan mendasar dan drastis sehingga mereka mampu meninggalkan semua nilai-nilai keburukan dan hijrah kepada semua nilai kebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya. Berbagai pujian dan stempel kebesaran dan kemuliaan untuk mereka pun datang dari langit atau wahyu. Di antaranya, mereka adalah sebaik-baik ummat yang pernah ditampilkan Allah di atas muka bumi ini [QS. Ali-Imran (3) : 110] dan Allah telah meridhai hidup mereka di dunia dan akhirat, seperti yang dijelaskan Allah :
Kenapa Allah memuji dan mengakui mereka sebagai umat terbaik yang pernah ditampilkan ke atas bumi ini? Dan kenapa pula mereka masih hidup di dunia sudah Allah jamin mereka sukses di akhirat, yakni masuk syurga? Jawabanya ialah, dengan keberkahan Al-Qur’an mereka mengalami life quadrant dari jahiliyah kepada Islam. Atau dengan kata lain, mereka mampu hijrah dari karakter jahiliyah kepada karakter Islam yang di antara cirinya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Al-Fath (48) ayat 29 :
Ayat di atas menjelaskan tiga sifat yang paling menonjol dalam diri para sahabat Rasulullah setelah mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ketiga sifat tersebut menjadi karakter hidup mereka. Pertama, iman mereka kepada Allah melahirkan sikap yang tegas dan jelas dan tidak ada sama sekali mujamalah (basa basi), apalagi toleransi dalam hal-hal yang prinsip dan keimanan seperti walak dan barok (sikap tegas terhadap orang-orang kafir dan kasih sayang terhadap sesama Mukmin). Kedua, tunduk dan patuh total terhadap kandungan Al-Qur’an dan ajaran Rasul Saw, tanpa harus taklid buta dan tidak kritis pada hal-hal yang perlu dikritisi, selama bukan merupakan keputusan dan ketentuan wahyu. Ketiga, sikap hidup yang lurus, ketundukan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya, hanya bertujuan mencari ridha Allah semata, bukan kepentingan dan kesenangan dunia, apapun bentuknya.
Tiga sifat tersebut menyebabkan sahabat Rasulullah memiliki profil sangat luar biasa yang disebut Allah dengan “khairu ummah”. Dengan keberkahan Al-Qur’an yang Allah turunkan, semua kebaikan dan keberkahan di dunia dan akhirat dapat mereka raih. Mereka menjadi mulia, sebelumnya hina dina. Mereka mampu berjalan di atas jalan Islam yang lurus di mana sebelumnya tersesat di atas padang pasir jahiliyah dan tradisi peninggalan nenek moyang yang menipu. Tuhan mereka beralih kepada Tuhan yang Hak, yakni Allah yang menciptakan mereka dan alam semesta di mana sebelumnya adalah patung-patung dan sistem hidup yang mereka ciptakan sendiri. Sistem hidup mereka yang diambil dari tradisi dan pemikiran nenek moyang yang tidak bermutu dan bahkan menyesatkan berpindah kepada sistem Al-Qur’an yang terjamin kebenaran isinya dan efektivitasnya bagi kehidupan serta jaminan kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Kebanggaan palsu berupa harta, keturunan, tempat lahir dan kedudukan berubah total kepada kebanggaan Iman, taqwa dan amal shaleh. Orientasi hidup yang hanya terfokus kepada kenikmatan dunia yang menipu, berubah total kepada kenikmatan akhirat yang pasti seperti yang dijanjikan Al-Qur’an.
Itulah sebuah masyarakat yang di dunia menjadi masyarakat terbaik dan di akhirat mendapatkan ridha, rahmat, ampunan dan syurga Allah. Semuanya tak lain disebabkan interaksi mereka dengan Al-Qur’an Al-Mubarok secara baik dan maksimal. Mereka imani semua isi dan kandungan Al-Qur’an, tanpa ragu sedikitpun. Mereka baca Al-Qur’an setiap hari sehingga Al-Qur’an menjadi bacaaan utama bagi mereka. Mereka amalkan semua perintah Al-Qir’an tanpa melihat apakah perintah itu berat atau ringan. Mereka tinggalkan larangan Al-Qur’an tanpa melihat apakah larangan itu sesuai atau tidak dengan keinginan dan syahwat mereka. Mereka cermati dan pelajari sejarah manusia yang tertuang dalam Al-Qur’an, baik yang terkait dengan sebab-sebab kebangkrutan tokoh, pemimpin atau suatu bangsa terdahulu seperti Namrud, Fir’aun, Qarun, Samiri, kaum Ad, Tsamud, Iram dan sebagainya, maupun yang terkait dengan kebangkitan dan kemajuan mereka seperti Ashabul Kahfi, Ashabul Ukhdud, Dzul Qarnain, Sulaiman, Yusuf dan sejarah hidup dan perjuangan para Nabi dan Rasul lainnya yang diceritakan Al-Qur’an. Semua isi dan kandungan Al-Qur’an benar-benar mampu mereka jadikan “hidayah” atau the way of life dan nur (cahaya) dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
Di samping mengamalkan Al-Qur’an, mereka juga memperjuangkan Al-Qur’an agar menjadi manhajul hayah (konsep hidup) bagi masyarakat dan umat lain. Mereka bawa cahaya Al-Qur’an ke seluruh penjuru dunia agar umat manusia mendapatkan penerangan hidup yang benar. Disebabkan jerih payah dan perjuangan merekalah Al-Qur’an ini tersebar ke seluruh dunia, baik secara harfiyah maupun secara maknawiyah dan implementasinya. Sebab itu, kita akan melihat kualitas keislaman negeri yang dimasuki sahabat akan sangat berbeda pengaruh dan kualitas Islamnya dibanding dengan negeri Islam yang Islamnya masuk melalui selain sahabat. Bahkan tak sedikit di antara para sahabat Rasul Saw. yang menghafal Al-Qur’an semuanya. Sungguh para sahabat itu adalah terjemahan hidup Al-Qur’an dan pada waktu yang sama mereka adalah Al-Qur’an yang berjalan. Wajar jika Rasul Saw. memerintahkan kita untuk mengikuti pola hidup dan manhaj mereka, khususnya Khulafaurrasyidin.
Para sahabat Rasulullah merasakan langsung perbedaan hidup sebelum dan sesudah bersama Al-Qur’an, persis seperti janji Allah :
Sungguh Al-Qur’an adalah mukjizat dan bila ia turun ke dalam hati manusia maka manusia akan mengalami mukjizat kehidupan, yakni dari musyrik menjadi bertauhid, dari kafir menjadi beriman, dari hina menjadi mulia, dari lemah menjadi kuat, dari pesimis menjadi optimis, dari tertindas menjadi merdeka, dari penakut menjadi berani, dari pelit dan egois menjadi pemurah, dari sombong menjadi rendah hati, dari pemalas menjadi bersungguh-sungguh, dari kesempitan dunia menjadi kelapangan dunia dan kelapangan akhirat, dari zalim menjadi adil, dari hati yang keras, kotor dan dipenuhi gelora syahwat hewaniyah dan syaithoniyah menjadi lunak, bersih dan dipenuhi kekhusyu’an kepada Allah, dari berorientasi dunia menjadi berorientasi akhirat dan seterusnya.
Saking dahsyatnya mukjizat Al-Qur’an itu, sekirana ia diturunkan ke atas gunung, maka gunung itu akan tunduk dan hancur karena takut pada Allah sebagai pemiliknya, seperti yang Allah jelaskan :
Sebab itu, Al-Qur’an adalah mukjizat masa lalu, sekarang dan masa datang dan bahkan sampai akhirat. Hanya Al-Qur’an yang mampu memberkahi hidup dan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, celaka dan tersesatlah manusia yang tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan sumber hukumnya di dunia ini. Al-Qur’an menjelaskan :
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah mudahkan kita di bulan Ramadhan tahun 1431 hijrah ini untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapatkan keberkahan Al-Qur’an agar kita menjadi orang-orang yang sukses di dunia dan akhirat kelak, yakni dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......
إن
الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من
شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد
له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا
عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة
البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا
محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد
الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال
الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah..Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai
orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad)
Saw. [QS. Al-Ahzab (33) : 56]Kaum Muslimin rahimakumullah..
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Rasul Saw. bersabda :
أَتَاكُمْ
رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ
صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ
أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ
فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ
حُرِمَ
Telah datang kepadamu Ramadhan. Bulan yang dipenuhi
berkah. Allah Azza Wajalla mewajibkan kamu berpuasa padanya.
Pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, dan selama
Ramadhan itu para setan dibelenggu. Allah memiliki satu malam dalam
bulan Ramadhan yang nilainya lebih baik dari 1.000 bulan. Siapa yang
dihalangi kebaikannya, sungguh ia tidak akan mendapatkan apa-apa.Kalau kita cermati berbagai ayat Al-Qur’an dan Hadits Rasul Saw. paling tidak kita akan mendapatkan tidak kurang dari 15 keberkahan dan kebaikan selama bulan Ramadhan :
- Diturunkannya Al-Qur’an Al-Karim.
- Diwajibkannya berpuasa.
- Di dalamnya ada satu malam nilainya lebih baik dari 1000 bulan (83.3 thn).
- Dibuka semua pintu syurga, ditutup semua pintu neraka dan dibelenggunya seta.
- Diampunkannya dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
- Allah langsung menjamin balasan orang yang berpuasa.
- Shaum adalah metode terbaik untuk manajemen diri dan syahwat.
- Pendidikan latihan implementasi akhlak mulia seperti sabar, tsiqah Billah, tangggung jawab sosial dan sebagainya.
- Bau mulut orang yang shaum akan mengeluarkan wangi yang dahsyat di hari kiamat nanti melebihi wanginya kasturi.
- Kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Ada pintu syurga khusus untuk orang yang melakukan shaum bernama “Rayyan”.
- Shaum akan menjadi syafaat di akhirat bagi yang melakukannya.
- Sahurnya orang berpuasa diberkahi Allah.
- Selalu mendapatkan waktu sahur di mana waktu sahur itu adalah momen terbaik untuk istighfar pada Allah.
- Shaum adalah menyehatkan fisik dan jiwa.
Kalau saja kita mati dalam keadaan dosa yang diampunkan sebagai imbalan ibadah shiyam dan qiyam Ramadhan yang kita lakukan, berarti syurga adalah tempat kita kembali. Kalau saja kita berhasil mencapai kegembiraan saat berbuka di dunia dan saat bertemu dan melihat Allah nanti di akhirat sebagai imbalan ibadah shaum Ramadhan yang kita lakukan, itu adalah tanda yang mengisyaratkan isnya Allah kita masuk syurga, karena yang bisa bertemu dan melihat Allah itu hanya penghuni syurga. Dan begitulah seterusnya... Sekali lagi, jika kita berhasil meraih keberkahan Ramadhan dan kebaikannya, nilainya sama dengan kebaikan dunia dan akhirat.
Pertanyaan mendasar muncul kemudian adalah bagaimana caranya agar kita meraih keberkahan dan kebaikan yang berlimpah di bulan Ramadhan itu? Apa mungkin semuanya itu kita raih dengan cara yang sudah mentradisi seperti yang kita lihat sekarang ini? Fakta hari ini menunjukkan seakan Ramadhan identik dengan berlomba-lomba makan, minum, belanja ke pasar/mall dan pulang kampung? Fenomena tersebut bertolak belakang dengan harapan kita meraih keberkahan Ramadhan dan kebaikannya. Sebab itu, memahami rahasia di balik melimpahnya keberkahan Ramadhan insya akan mendorong kita untuk mengevaluasi amaliah Ramadhan yang kita jalankan. Kalah ternyata tidak sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhamamd Saw. maka kita segera bertindak untuk menyesuaikannya agar keberkahan Ramadhan yang bernilai semua kebaikan di dunia dan akhirat itu bisa kita raih.
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Begitu dahsyatnya keberkahan Ramadhan yang dijanjikan Allah dan Rasulullah pada kita. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pasti akan bertanya dan mencari selalu rahasia di balik keberkahan ramadhan itu agar kita dimudahkan Allah untuk meraihnya.
Sesungguhnya keberkahan Ramadhan itu disebabkan keberkahan Al-Qur’an. Karena yang penuh berkah itu adalah Al-Qur’an itu sendiri. Maka malam diturunkan padanya Al-Qur’an itu ikut menjadi berkah. Dalam Al-Qur’an disebutkan malam itu adalah “lailatin mubarokah” (malam yang diberkahi), sebagaimana yang Allah jelaskan dalan surah Ad-Dukhan ayat 3 :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3)
Sesungguhnya Kami turunkan ia (Al-Qur’an) pada satu malam yang penuh berkah. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi peringatan. [QS. Ad-Dukhan (44) : 3]Bahkan malam diturunkannya Al-Qur’an itu menjadi bernilai lebih dari 1000 bulan (83.3 thn), seperti yang dijelaskan Allah dalam surah Al-Qadr (97) ayat 1-3:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2)
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
Sesungguhnya
Kami turunkan ia (Al-Qur’an) itu pada malam Qadar (1) Dan tahukan kamu
apa malam Qadar itu? (2) Malam Qadar itu lebih baik (nilainya) dari
seribu bulan (3) [QS. Al-Qadr (97) : 1-3]Demikian pula bulan Ramadhan menjadi bulan yang diberkahi disebabkan pertama kali Al-Qur’an turun adalah di bulan itu, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2) : 185 (شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ) dan hadits di atas. Bahkan dari 12 bulan yang Allah tetapkan dalam setahun [QS. At-Taubah (9) : 36] hanya bulan Ramadhan yang disebutkan namanya dalam Al-Qur’an sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 185 di atas. Fakta ini mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan menjadi berkah disebabkan keberkahan Al-Qur’an. Al-Qur’an itu penuh keberkahan karena diturunkan Allah Pemilik keberkahan / Shahibul Barokaat. Allah berfirman :
تَبَارَكَ الَّذِي
نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
(1) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ
وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا (2)
Maha Berkah Allah yang telah
menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam (1) yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (2) [QS. Al-Furqan (25) : 1–2]Hal senada juga Allah jelaskan dalam surah Al-A’raf/7 ayat 54, surah Al-Furqan/25 ayat 10 dan 61, surah Ar-Rahman/55 ayat 78 dan Al-Mulk/67 ayat 1.
Kalaulah Al-Qur’an itu tidak diturunkan pertama kali di salah satu malam dari bulan Ramadhan, maka malam tersebut dan bahkan bulan Ramadhan tidak akan mengandung keberkahan dan kebaikan seperti yang dijelaskan dalam banyak hadist dan ayat Al-Qur’an. Sebab itu, rahasia utama di balik keberkahan Ramadhan itu adalah Al-Qur’an. Sebagai Muslim, kita wajib mengimani, mengambil, mempelajari dan mengikuti penyebab keberkahan itu sendiri, yakni Al-Qur’an Al-Mubarok. Karena Al-Qur’an adalah kitab yang penuh berkah seperti yang dijelaskan dalam surat Al-An’am/6 ayat 92 :
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan
ini adalah Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan yang diberkahi, maka
ikutilah ia dan bertakwalah (kepada Allah), dijamin kamu mendapat
rahmat-Nya (QS. Al-An’am (6) : 155]Demikian juga Allah jelaskan pada beberapa ayat lain seperti dalam surah Al-An’am/6 ayat 155, Al-Anbiya’/21 ayat 50 dan Shad/38 : 29.
Kaum Muslimin Rahimakumullah...
Untuk membuktikan betapa berkahnya Al-Qur’an itu, mari kita lihat sejenak sejarah bangsa Arab, khususnya yang tinggal di kota Makkah dan Madinah. Saat Al-Qur’an diturunkan, bangsa Arab adalah bangsa yang terpecah belah karena bangga dengan suku, keturunan dan status sosial yang diciptakan tradisi nenek moyang mereka. Kehidupan mereka sangat primitif, barbar dan brutal. Sejarah mencatat, sebelum mereka mendapatkan keberkahan Al-Qur’an mereka terkenal dengan sebutan masyarakat jahiliyah.
Pengertian masyarakat jahiliyah ialah masyarakat yang belum mengenal dan belum dapat membedakan antara al-haq dan al-bathil, antara iman dan kufur, antara tauhid dan syirik, antara kebaikan dan keburukan, antara manfaat dan mudharat, antara dosa dan pahala, antara dunia dan akhirat, antara syurga dan neraka dan bahkan antara Tuhan Pencipta dan hamba yang dicipta. Sebab itu, mereka dengan mudah terjebak melakukan berbagai kejahatan, sejak dari kejahatan ekonomi, moral, kemanusiaan, sampai kejahatan hukum dan ketuhanan. Pantaslah Umar Ibnul Khattab menggambarkan masyarakat jahiliyah itu adalah masyarakat yang paling hina (adzallah qaum) di muka bumi.
Bandingkan dengan setelah mereka meyakini, menerima, membaca, memahami, mengikuti (mengamalkan) dan memperjuangkan Al-Qur’an sebagai the way of life / manhajul hayah, apa yang terjadi dalam diri, keluarga dan masyarakat mereka? Terjadi perubahan mendasar dan drastis sehingga mereka mampu meninggalkan semua nilai-nilai keburukan dan hijrah kepada semua nilai kebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya. Berbagai pujian dan stempel kebesaran dan kemuliaan untuk mereka pun datang dari langit atau wahyu. Di antaranya, mereka adalah sebaik-baik ummat yang pernah ditampilkan Allah di atas muka bumi ini [QS. Ali-Imran (3) : 110] dan Allah telah meridhai hidup mereka di dunia dan akhirat, seperti yang dijelaskan Allah :
وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ
اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin
dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan
yang besar. [QS. At-Taubah (9) : 100]Kenapa Allah memuji dan mengakui mereka sebagai umat terbaik yang pernah ditampilkan ke atas bumi ini? Dan kenapa pula mereka masih hidup di dunia sudah Allah jamin mereka sukses di akhirat, yakni masuk syurga? Jawabanya ialah, dengan keberkahan Al-Qur’an mereka mengalami life quadrant dari jahiliyah kepada Islam. Atau dengan kata lain, mereka mampu hijrah dari karakter jahiliyah kepada karakter Islam yang di antara cirinya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Al-Fath (48) ayat 29 :
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ
رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا
مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ
السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي
الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ
فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ
الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.” [QS. Al-fath (48) : 29]Ayat di atas menjelaskan tiga sifat yang paling menonjol dalam diri para sahabat Rasulullah setelah mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ketiga sifat tersebut menjadi karakter hidup mereka. Pertama, iman mereka kepada Allah melahirkan sikap yang tegas dan jelas dan tidak ada sama sekali mujamalah (basa basi), apalagi toleransi dalam hal-hal yang prinsip dan keimanan seperti walak dan barok (sikap tegas terhadap orang-orang kafir dan kasih sayang terhadap sesama Mukmin). Kedua, tunduk dan patuh total terhadap kandungan Al-Qur’an dan ajaran Rasul Saw, tanpa harus taklid buta dan tidak kritis pada hal-hal yang perlu dikritisi, selama bukan merupakan keputusan dan ketentuan wahyu. Ketiga, sikap hidup yang lurus, ketundukan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya, hanya bertujuan mencari ridha Allah semata, bukan kepentingan dan kesenangan dunia, apapun bentuknya.
Tiga sifat tersebut menyebabkan sahabat Rasulullah memiliki profil sangat luar biasa yang disebut Allah dengan “khairu ummah”. Dengan keberkahan Al-Qur’an yang Allah turunkan, semua kebaikan dan keberkahan di dunia dan akhirat dapat mereka raih. Mereka menjadi mulia, sebelumnya hina dina. Mereka mampu berjalan di atas jalan Islam yang lurus di mana sebelumnya tersesat di atas padang pasir jahiliyah dan tradisi peninggalan nenek moyang yang menipu. Tuhan mereka beralih kepada Tuhan yang Hak, yakni Allah yang menciptakan mereka dan alam semesta di mana sebelumnya adalah patung-patung dan sistem hidup yang mereka ciptakan sendiri. Sistem hidup mereka yang diambil dari tradisi dan pemikiran nenek moyang yang tidak bermutu dan bahkan menyesatkan berpindah kepada sistem Al-Qur’an yang terjamin kebenaran isinya dan efektivitasnya bagi kehidupan serta jaminan kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Kebanggaan palsu berupa harta, keturunan, tempat lahir dan kedudukan berubah total kepada kebanggaan Iman, taqwa dan amal shaleh. Orientasi hidup yang hanya terfokus kepada kenikmatan dunia yang menipu, berubah total kepada kenikmatan akhirat yang pasti seperti yang dijanjikan Al-Qur’an.
Itulah sebuah masyarakat yang di dunia menjadi masyarakat terbaik dan di akhirat mendapatkan ridha, rahmat, ampunan dan syurga Allah. Semuanya tak lain disebabkan interaksi mereka dengan Al-Qur’an Al-Mubarok secara baik dan maksimal. Mereka imani semua isi dan kandungan Al-Qur’an, tanpa ragu sedikitpun. Mereka baca Al-Qur’an setiap hari sehingga Al-Qur’an menjadi bacaaan utama bagi mereka. Mereka amalkan semua perintah Al-Qir’an tanpa melihat apakah perintah itu berat atau ringan. Mereka tinggalkan larangan Al-Qur’an tanpa melihat apakah larangan itu sesuai atau tidak dengan keinginan dan syahwat mereka. Mereka cermati dan pelajari sejarah manusia yang tertuang dalam Al-Qur’an, baik yang terkait dengan sebab-sebab kebangkrutan tokoh, pemimpin atau suatu bangsa terdahulu seperti Namrud, Fir’aun, Qarun, Samiri, kaum Ad, Tsamud, Iram dan sebagainya, maupun yang terkait dengan kebangkitan dan kemajuan mereka seperti Ashabul Kahfi, Ashabul Ukhdud, Dzul Qarnain, Sulaiman, Yusuf dan sejarah hidup dan perjuangan para Nabi dan Rasul lainnya yang diceritakan Al-Qur’an. Semua isi dan kandungan Al-Qur’an benar-benar mampu mereka jadikan “hidayah” atau the way of life dan nur (cahaya) dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
Di samping mengamalkan Al-Qur’an, mereka juga memperjuangkan Al-Qur’an agar menjadi manhajul hayah (konsep hidup) bagi masyarakat dan umat lain. Mereka bawa cahaya Al-Qur’an ke seluruh penjuru dunia agar umat manusia mendapatkan penerangan hidup yang benar. Disebabkan jerih payah dan perjuangan merekalah Al-Qur’an ini tersebar ke seluruh dunia, baik secara harfiyah maupun secara maknawiyah dan implementasinya. Sebab itu, kita akan melihat kualitas keislaman negeri yang dimasuki sahabat akan sangat berbeda pengaruh dan kualitas Islamnya dibanding dengan negeri Islam yang Islamnya masuk melalui selain sahabat. Bahkan tak sedikit di antara para sahabat Rasul Saw. yang menghafal Al-Qur’an semuanya. Sungguh para sahabat itu adalah terjemahan hidup Al-Qur’an dan pada waktu yang sama mereka adalah Al-Qur’an yang berjalan. Wajar jika Rasul Saw. memerintahkan kita untuk mengikuti pola hidup dan manhaj mereka, khususnya Khulafaurrasyidin.
Para sahabat Rasulullah merasakan langsung perbedaan hidup sebelum dan sesudah bersama Al-Qur’an, persis seperti janji Allah :
إِنَّ
هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ
الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا
كَبِيرًا(9) وَأَنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ
أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (10)
“Sesungguhnya Al
Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,(9) dan sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan
bagi mereka azab yang pedih” (10). [QS. Al-Isra’ (17) : 9–10].Sungguh Al-Qur’an adalah mukjizat dan bila ia turun ke dalam hati manusia maka manusia akan mengalami mukjizat kehidupan, yakni dari musyrik menjadi bertauhid, dari kafir menjadi beriman, dari hina menjadi mulia, dari lemah menjadi kuat, dari pesimis menjadi optimis, dari tertindas menjadi merdeka, dari penakut menjadi berani, dari pelit dan egois menjadi pemurah, dari sombong menjadi rendah hati, dari pemalas menjadi bersungguh-sungguh, dari kesempitan dunia menjadi kelapangan dunia dan kelapangan akhirat, dari zalim menjadi adil, dari hati yang keras, kotor dan dipenuhi gelora syahwat hewaniyah dan syaithoniyah menjadi lunak, bersih dan dipenuhi kekhusyu’an kepada Allah, dari berorientasi dunia menjadi berorientasi akhirat dan seterusnya.
Saking dahsyatnya mukjizat Al-Qur’an itu, sekirana ia diturunkan ke atas gunung, maka gunung itu akan tunduk dan hancur karena takut pada Allah sebagai pemiliknya, seperti yang Allah jelaskan :
لوْ
أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا
مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Kalau sekiranya Kami
turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk dalam keadaan terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya
mereka berfikir. [QS. Al-Hasyr (59) : 21]Sebab itu, Al-Qur’an adalah mukjizat masa lalu, sekarang dan masa datang dan bahkan sampai akhirat. Hanya Al-Qur’an yang mampu memberkahi hidup dan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, celaka dan tersesatlah manusia yang tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan sumber hukumnya di dunia ini. Al-Qur’an menjelaskan :
وَمَنْ
أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى
وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا
فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ
أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ
أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)
Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124).
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam
keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"(125)
Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun
dilupakan."(126) Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui
batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya
azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.(127) [QS. Thaha (20) : 124–127]Kaum Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah mudahkan kita di bulan Ramadhan tahun 1431 hijrah ini untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapatkan keberkahan Al-Qur’an agar kita menjadi orang-orang yang sukses di dunia dan akhirat kelak, yakni dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......
menyingkap rahasia subuh
Rahasia Subuh. Diantara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk muslim adalah saat subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Bergitu mulianya waktu subuh, Rasulullah SAW secara khusus berdo’a. “Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh,” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi dalam bukunya Bisnis Yang Tak Pernah Rugi: Tips Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat dan Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya “Misteri Sholat Subuh” menuliskan beberapa keberkahan yang akan didapat bila seorang Muslim melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Pahalanya sebanding dengan melakukan qiyamul lail sepanjang malam. Bangun dari tidur, lalu memenuhi panggilan adzan dan mengerjakan sholat bersama dengan orang-orang yang beriman, pahalanya sama dengan mengerjakan qiyamul lail sepanjang malam.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa sholat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan dia melakukan qiyamul lail tengah malam dan barang siapa sholat subuh berjama’ah maka seakan-akan dia melakkan sholat sepanjang malam.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim melalui Utsman bin Affan).
Cahaya di hari kiamat. Sholat subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung dan bintang-bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah : “Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan.” (QS. At-Takwir : 1-2).
Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu, manusia membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kumpulan orang-orang yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala melewati Sirath (jembatan akhirat), cahaya sangat dibutuhkan.
Rasulullah mengabarkan dalam sebuah sabdanya tentang cahaya yang dapat menyinari seorang Muslim saat kiamat nanti. Sumber cahaya itu berasal dari sholat subuh yang dikerjakan berjamaah. “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di kegelapan malam bahwa mereka akan beroleh cahaya yang sempurna di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya, dan Imam Hakim).
Dalam hadits di atas, Rasulullah menegaskan barang siapa yang berjalan di kegelapan malam menuju tempat sholat (masjid) maka makin besarlah cahayanya dan sinarnya makin luas pada hari kiamat. Orang mukmin megetahui bahwa menjalani kegelapan di dunia ini imbalannya adalah cahaya di akhirat. Berjalan di kegelapan malam menuju masjid tiada lain menabungkan cahaya baginya yang menerangi jalannya di atas Shirath sehingga ia dapat menyeberanginya sampai ke surga.
Masuk surga. Rasulullah bersabda “Barang siapa yang mengerjakan sholat bardain akan masuk surga.” (Fathul Bari). Dalam hadits lain Nabi bersabda, “Barang siapa yang sholat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Bukhari).
Yang dimaksud sholat bardain adalah sholat subuh dan ashar. Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab al-Fath bahwa kedua sholat ini disebut bardain karena keduanya dikerjakan pada waktu sejuk siang hari dan berada di tepi siang hari, yaitu saat udara sejuk dan panas matahari melemah.
Pada kedua waktu ini, manusia cenderung beristirahat dan tidur, yang membuatnya malas untuk melakukan aktifitas. Sehubungan dengan kenyataan ini, Nabi Muhammad SAW memberikan semangat dengan menyampaikan berita gembira yang besar. Sekan-akan Rasulullah bersabda bahwa surga diturunkan kepadamu melalui dua waktu yang berharga ini. Karena itu hadirilah olehmu pembagian ini agar kamu mendapat bagian darinya dan lepaskanlah anak-anak panahmu di saat pertempuran niscaya kamu akan memperoleh ghanimahnya. Janganlah kamu tetap berada di tempat bersama orang-orang yang duduk. Bila kamu tetap duduk-duduk kamu akan binasa.
Laporan pengawasan. Sesungguhnya setiap muslim mempunyai janji dengan Allah tiap hari, yaitu pada sholat subuh dan sholat Ashar. Di antara kedua sholat itu, malaikat memberikan laporan kepada Allah tentang ibadah kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepadamu. Mereka berkumpul dalam sholat subuh dan sholat Ashar. Malaikat yang semalam bersamamu naik, lalu Tuhan menanyai mereka, padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, ‘Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu tinggalkan?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan tengah sholat dan kami datangi mereka dalam keadaan tengah sholat.” (HR. Syaikhain melalui Abu Hurairah).
Sholat sunnah yang lebih mulia daripada seisinya. Sholat fajar yaitu sholat sunnah sebelum subuh merupakan sholat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan dengan sholat sunnah lainnya. Rasulullah mengistimewakannya dengan pahala yang begitu besar sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah : “Dua raka'at fajar (sholat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).
Bekal dunia dan akhirat. Karena waktu yang mengiringi sholat subuh merupakan waktu yang mengandung banyak keberkahan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar waktu itu digunakan untuk menyibukkan diri dengan berdzikir. Seusai mengerjakan sholat subuh. Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah SWT hingga matahari terbit, kemudian beliau sholat Dhuha dua raka'at, sebagaimana sabdanya, “Barangsiapa yang ikut sholat fajar berjamaah di masjid kemudian duduk berdzikir mengingat Allah SWT sampai matahari terbit, lalu mengerjakan sholat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi).
Dibukakan pintu rezeki. Keberkahan subuh juga membuka pintu-pintu rizki-Nya yang telah dihamparkan di hari itu. Sebab itu, Allah SWT menyerukan kaum muslimin untuk menyambut rezeki-Nya dengan segera bangun pagi.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari sholat subuh di masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, “Wahai anakku, bangunlah, saksikan rizki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dengan terbit matahari.”
Memperoleh kesehatan dan kesegaran. Keberkahan lain yang dipetik oleh orang yang bangun subuh adalah sehat. Hal ini, menurut majalah al Mujtama, Kuwait disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : udara pada waktu subuh mengandung kadar gas ozon dalam presentase yang lebih pekat kemudian menipis secara bertahap seiring dengan terbitnya matahari. Gas ozon ini diserap oleh urat-urat syaraf tubuh dan memberikan stimulan kepadanya sehingga otak dan otot dapat bekerja secara optimal, presentase sinar ultra violet pada pagi hari relatif lebih kuat. Sinar ini merangsang kulit tubuh untuk membuat vitamin D yang berguna untuk tulang, sebagaimana sinar infra merah mempunyai pengaruh yang membangkitkan kesadaran dan presentase cortison yang terkandung di dalam darah relatif makin tinggi pada waktu subuh dan kadarnya makin merendah secara relatif di petang hari.
Melihat Allah di akhirat. Tiada suatu nikmat pun yang diberikan Allah kepada ahli surga yang lebih disukai oleh mereka daripada memandang wajah Allah yang Maha Mulia. Kemuliaan ini hanya didapat oleh ahli sholat sunnah fajar, sebagaimana yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui sabdanya, “Ingatlah, sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian bagaikan kalian melihat bulan ini, kalian tidak terdesak-desak saat melihatnya. Jika kalian mampu meraih kesempatan dengan mengerjakan sholat (sunnah) sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, kerjakanlah!”.
Rasulullah lalu menyampaikan firman Allah, “… dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu malam hari (sebelum matahari terbit) dan pada waktu-waktu siang hari (sebelum matahari terbenam) supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaha : 13).
Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi dalam bukunya Bisnis Yang Tak Pernah Rugi: Tips Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat dan Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya “Misteri Sholat Subuh” menuliskan beberapa keberkahan yang akan didapat bila seorang Muslim melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Pahalanya sebanding dengan melakukan qiyamul lail sepanjang malam. Bangun dari tidur, lalu memenuhi panggilan adzan dan mengerjakan sholat bersama dengan orang-orang yang beriman, pahalanya sama dengan mengerjakan qiyamul lail sepanjang malam.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa sholat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan dia melakukan qiyamul lail tengah malam dan barang siapa sholat subuh berjama’ah maka seakan-akan dia melakkan sholat sepanjang malam.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim melalui Utsman bin Affan).
Cahaya di hari kiamat. Sholat subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung dan bintang-bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah : “Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan.” (QS. At-Takwir : 1-2).
Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu, manusia membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kumpulan orang-orang yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala melewati Sirath (jembatan akhirat), cahaya sangat dibutuhkan.
Rasulullah mengabarkan dalam sebuah sabdanya tentang cahaya yang dapat menyinari seorang Muslim saat kiamat nanti. Sumber cahaya itu berasal dari sholat subuh yang dikerjakan berjamaah. “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di kegelapan malam bahwa mereka akan beroleh cahaya yang sempurna di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya, dan Imam Hakim).
Dalam hadits di atas, Rasulullah menegaskan barang siapa yang berjalan di kegelapan malam menuju tempat sholat (masjid) maka makin besarlah cahayanya dan sinarnya makin luas pada hari kiamat. Orang mukmin megetahui bahwa menjalani kegelapan di dunia ini imbalannya adalah cahaya di akhirat. Berjalan di kegelapan malam menuju masjid tiada lain menabungkan cahaya baginya yang menerangi jalannya di atas Shirath sehingga ia dapat menyeberanginya sampai ke surga.
Masuk surga. Rasulullah bersabda “Barang siapa yang mengerjakan sholat bardain akan masuk surga.” (Fathul Bari). Dalam hadits lain Nabi bersabda, “Barang siapa yang sholat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Bukhari).
Yang dimaksud sholat bardain adalah sholat subuh dan ashar. Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab al-Fath bahwa kedua sholat ini disebut bardain karena keduanya dikerjakan pada waktu sejuk siang hari dan berada di tepi siang hari, yaitu saat udara sejuk dan panas matahari melemah.
Pada kedua waktu ini, manusia cenderung beristirahat dan tidur, yang membuatnya malas untuk melakukan aktifitas. Sehubungan dengan kenyataan ini, Nabi Muhammad SAW memberikan semangat dengan menyampaikan berita gembira yang besar. Sekan-akan Rasulullah bersabda bahwa surga diturunkan kepadamu melalui dua waktu yang berharga ini. Karena itu hadirilah olehmu pembagian ini agar kamu mendapat bagian darinya dan lepaskanlah anak-anak panahmu di saat pertempuran niscaya kamu akan memperoleh ghanimahnya. Janganlah kamu tetap berada di tempat bersama orang-orang yang duduk. Bila kamu tetap duduk-duduk kamu akan binasa.
Laporan pengawasan. Sesungguhnya setiap muslim mempunyai janji dengan Allah tiap hari, yaitu pada sholat subuh dan sholat Ashar. Di antara kedua sholat itu, malaikat memberikan laporan kepada Allah tentang ibadah kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepadamu. Mereka berkumpul dalam sholat subuh dan sholat Ashar. Malaikat yang semalam bersamamu naik, lalu Tuhan menanyai mereka, padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, ‘Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu tinggalkan?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan tengah sholat dan kami datangi mereka dalam keadaan tengah sholat.” (HR. Syaikhain melalui Abu Hurairah).
Sholat sunnah yang lebih mulia daripada seisinya. Sholat fajar yaitu sholat sunnah sebelum subuh merupakan sholat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan dengan sholat sunnah lainnya. Rasulullah mengistimewakannya dengan pahala yang begitu besar sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah : “Dua raka'at fajar (sholat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).
Bekal dunia dan akhirat. Karena waktu yang mengiringi sholat subuh merupakan waktu yang mengandung banyak keberkahan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar waktu itu digunakan untuk menyibukkan diri dengan berdzikir. Seusai mengerjakan sholat subuh. Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah SWT hingga matahari terbit, kemudian beliau sholat Dhuha dua raka'at, sebagaimana sabdanya, “Barangsiapa yang ikut sholat fajar berjamaah di masjid kemudian duduk berdzikir mengingat Allah SWT sampai matahari terbit, lalu mengerjakan sholat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi).
Dibukakan pintu rezeki. Keberkahan subuh juga membuka pintu-pintu rizki-Nya yang telah dihamparkan di hari itu. Sebab itu, Allah SWT menyerukan kaum muslimin untuk menyambut rezeki-Nya dengan segera bangun pagi.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari sholat subuh di masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, “Wahai anakku, bangunlah, saksikan rizki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dengan terbit matahari.”
Memperoleh kesehatan dan kesegaran. Keberkahan lain yang dipetik oleh orang yang bangun subuh adalah sehat. Hal ini, menurut majalah al Mujtama, Kuwait disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : udara pada waktu subuh mengandung kadar gas ozon dalam presentase yang lebih pekat kemudian menipis secara bertahap seiring dengan terbitnya matahari. Gas ozon ini diserap oleh urat-urat syaraf tubuh dan memberikan stimulan kepadanya sehingga otak dan otot dapat bekerja secara optimal, presentase sinar ultra violet pada pagi hari relatif lebih kuat. Sinar ini merangsang kulit tubuh untuk membuat vitamin D yang berguna untuk tulang, sebagaimana sinar infra merah mempunyai pengaruh yang membangkitkan kesadaran dan presentase cortison yang terkandung di dalam darah relatif makin tinggi pada waktu subuh dan kadarnya makin merendah secara relatif di petang hari.
Melihat Allah di akhirat. Tiada suatu nikmat pun yang diberikan Allah kepada ahli surga yang lebih disukai oleh mereka daripada memandang wajah Allah yang Maha Mulia. Kemuliaan ini hanya didapat oleh ahli sholat sunnah fajar, sebagaimana yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui sabdanya, “Ingatlah, sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian bagaikan kalian melihat bulan ini, kalian tidak terdesak-desak saat melihatnya. Jika kalian mampu meraih kesempatan dengan mengerjakan sholat (sunnah) sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, kerjakanlah!”.
Rasulullah lalu menyampaikan firman Allah, “… dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu malam hari (sebelum matahari terbit) dan pada waktu-waktu siang hari (sebelum matahari terbenam) supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaha : 13).
syafa'at nabi dan al-Qur'an
Pertama : Jauhi Pertengkaran, Dusta dan Perbaiki Akhlak
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya:
Orang yang suka bertengkar walaupun di dalam perkara yang baik adalah dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya kerana ia adalah antara perbuatan yang keji yang boleh merosakkan hubungan baik di dalam masyarakat.
Orang yang suka bergaduh, berdusta dan tidak berakhlak mulia tidak akan mendapat jaminan dan syafaat daripada Rasulullah s.a.w di akhirat kelak.
Islam melarang umatnya berdusta kerana berbuatan tersebut akan membawa kepada fitnah yang menimbulkan permusuhan seterusnya boleh mencetuskan huru-hara di dalam masyarakat.
Kita hendaklah berusaha untuk memperbaiki akhlak dari semasa ke semasa iaitu dengan meninggalkan segala perbuatan yang dilarang agama di mana dengan itu barulah seseorang itu dikatakan layak mendapat syafaat daripada Rasulullah sebagaimana yang tersebut di dalam hadith tersebut.
Kedua : Banyakkan Berselawat Kepada Rasulullah SAW
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya:
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya:
Al-Quran merupakan kalam Allah dan perlembagaan syariatnya yang kekal abadi. Allah telah menurunkannya kepada manusia sebagai panduan dalam mengharungi kehidupan agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Membaca al-Quran merupakan satu ibadah yang boleh menghampirkan diri seseorang itu kepada Allah S.W.T. Pahalanya amat besar iaitu sesiapa yang membaca satu huruf daripada al-Quran, ganjarannya satu kebaikan dan sepuluh ganjaran yang sama dengannya. Selain itu ia juga boleh meberikan syafaat di hari akhirat kelak.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ada menyatakan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya : ”Perumpamaan Mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti limau yang mempunyai bau yang harum dan rasanya sedap. Manakala perumpamaan mukmin yang tidak membaca al-Quran pula adalah seperti tamar yang tidak ada bau tetapi rasanya manis dan sedap.”
Membaca al-Quran hendaklah dilakukan dengan beradab sebagai menghormati kalimah Allah di antaranya ialah seseorang itu hendaklah berada dalam keadaan suci (berwudhu’) dan membacanya di tempat yang bersih, memulakan dengan membaca Ta’auwuz dan Basmallah, membaca dengan teliti dan perlahan, menjaga makhraj (bertajwid) serta memperelokkan suara sekadar termampu.
Pembacaan al-Quran yang paling baik ialah apabila difahami apa yang dibaca. Dengan ini barulah seseorang itu akan dapat merasai nikmatnya yang sebenar.
Al-Quran merupakan petunjuk bagi umat manusia, di dalamnya tersimpan berjuta fadhilat atau hikmat yang tidak diketahui oleh manusia. Di samping itu al-Quran juga berfungsi sebagai penawar atau pendinding bagi jasmani dan rohani manusia yang mengerti dan mengamalkannya menurut ketentuan sunnah. Yang penting adalah keyakinan diri kita terhadap kebesaran Allah dan keagungan kalimah-kalimah Allah yang dijadikan sebagai pendinding daripada kejahatan kuasa-kuasa ghaib yang dihantar oleh pengamal ilmu-ilmu kebatinan yang sesat (ilmu hitam). Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Berkuasa dan Dia-lah sebaik-baik pelindung yang tiada siapa dapat menandingi-Nya.
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya:
“Aku adalah sebagai penjamin yang memberi jaminan untuk seseorang memperolehi sebuah rumah di halaman syurga iaitu bagi orang yang meninggalkan perbuatan berbantahan sekalipun perbantahan itu benar, dan juga sebuah rumah di pertengahan syurga bagi orang yang meninggalkan perbuatan dusta sekalipun dengan tujuan bergurau senda, dan juga sebuah rumah di puncak syurga bagi orang yang memperbaiki akhlak dan berbudi mulia.”(Hadis Riwayat Abu Daud)Huraian
Orang yang suka bertengkar walaupun di dalam perkara yang baik adalah dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya kerana ia adalah antara perbuatan yang keji yang boleh merosakkan hubungan baik di dalam masyarakat.
Orang yang suka bergaduh, berdusta dan tidak berakhlak mulia tidak akan mendapat jaminan dan syafaat daripada Rasulullah s.a.w di akhirat kelak.
Islam melarang umatnya berdusta kerana berbuatan tersebut akan membawa kepada fitnah yang menimbulkan permusuhan seterusnya boleh mencetuskan huru-hara di dalam masyarakat.
Kita hendaklah berusaha untuk memperbaiki akhlak dari semasa ke semasa iaitu dengan meninggalkan segala perbuatan yang dilarang agama di mana dengan itu barulah seseorang itu dikatakan layak mendapat syafaat daripada Rasulullah sebagaimana yang tersebut di dalam hadith tersebut.
Kedua : Banyakkan Berselawat Kepada Rasulullah SAW
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya:
"Orang yang lebih berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat ialah oarang yang lebih banyak selawatnya kepadaku." (Hadis Riwayat Ibn Mas'ud r.a)
"Barangsiapa berselawat kepadaku di sisi kuburku maka aku mendengarnya, barangsiapa berselawat kepadaku dari jauh, maka selawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratan dan aku sebagai saksi dan pembela baginya." (Hadis Riwayat Al Baihaqi dan Al Khatib)Syafaat Nabi di akhirat nanti ada 5 jenis
- Syafaat Nabi untuk membebaskan ummat manusia daripada kedahsyatan Padang Mahsyar.
- Syafaat Nabi untuk memasukkan suatu kaum ke dalam syurga tanpa hisab dan perhitungan apa pun.
- Syafaat kepada kaum setelah dihisab dan diputuskan untuk menerima hukumnya yang setimpal, agar dicabut hukuman itu.
- Syafaat mengeluarkan mereka yang berdosa, dari azab neraka.
- Syafaat untuk menaikkan ke tingkat yang lebih tinggi di syurga.
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya:
“Bacalah al- Quran kerana ia akan datang pada Hari Akhirat kelak sebagai pemberi syafaat kepada tuannya.” (Hadis Riwayat Muslim)
”Bacalah al-Quran kerana dia akan datang memberikan syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, iaitu surah al-Baqarah dan Aali-Imran , kerana keduanya akan datang pada hari kiamat nanti seperti dua kumpulan awan menaungi pembacanya atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam matlamat hendak membela pembacanya. Bacalah al-Baqarah kerana dengan membacanya beroleh berkat dan dengan tidak membacanya beroleh penyesalan dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan oleh tukang-tukang sihir)." (Hadis Riwayat Muslim)Huraian
Al-Quran merupakan kalam Allah dan perlembagaan syariatnya yang kekal abadi. Allah telah menurunkannya kepada manusia sebagai panduan dalam mengharungi kehidupan agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Membaca al-Quran merupakan satu ibadah yang boleh menghampirkan diri seseorang itu kepada Allah S.W.T. Pahalanya amat besar iaitu sesiapa yang membaca satu huruf daripada al-Quran, ganjarannya satu kebaikan dan sepuluh ganjaran yang sama dengannya. Selain itu ia juga boleh meberikan syafaat di hari akhirat kelak.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ada menyatakan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya : ”Perumpamaan Mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti limau yang mempunyai bau yang harum dan rasanya sedap. Manakala perumpamaan mukmin yang tidak membaca al-Quran pula adalah seperti tamar yang tidak ada bau tetapi rasanya manis dan sedap.”
Membaca al-Quran hendaklah dilakukan dengan beradab sebagai menghormati kalimah Allah di antaranya ialah seseorang itu hendaklah berada dalam keadaan suci (berwudhu’) dan membacanya di tempat yang bersih, memulakan dengan membaca Ta’auwuz dan Basmallah, membaca dengan teliti dan perlahan, menjaga makhraj (bertajwid) serta memperelokkan suara sekadar termampu.
Pembacaan al-Quran yang paling baik ialah apabila difahami apa yang dibaca. Dengan ini barulah seseorang itu akan dapat merasai nikmatnya yang sebenar.
Al-Quran merupakan petunjuk bagi umat manusia, di dalamnya tersimpan berjuta fadhilat atau hikmat yang tidak diketahui oleh manusia. Di samping itu al-Quran juga berfungsi sebagai penawar atau pendinding bagi jasmani dan rohani manusia yang mengerti dan mengamalkannya menurut ketentuan sunnah. Yang penting adalah keyakinan diri kita terhadap kebesaran Allah dan keagungan kalimah-kalimah Allah yang dijadikan sebagai pendinding daripada kejahatan kuasa-kuasa ghaib yang dihantar oleh pengamal ilmu-ilmu kebatinan yang sesat (ilmu hitam). Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Berkuasa dan Dia-lah sebaik-baik pelindung yang tiada siapa dapat menandingi-Nya.
"Ya Allah! bantulah kami dalam memperbanyakkan selawat kepada kekasihMu SAW dan permudahkan bagi kami untuk membaca kalamMu yang suci siang dan malam. Semoga dengan rahmatMu kami tergolong dikalangan orang-orang yang beroleh syafaat" Amin..
menggapai cinta Allah pada hambanya
Nabi SAW
bersabda:"Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada siapa yang
dicintai-Nya dan siapa yang tidak dicintai-Nya, tetapi Allah tidak
memberikan iman kecuali kepada siapa yang dicintai-Nya."
Nabi
SAW bersabda: " Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia mengujinya.
Jika ia sangat mencintai-Nya, maka Allah mencubanya."
Allah berfirman yang bermaksud: "Nescaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu." (Ali-Imran:31)
Lihatlah betapa Allah sangat menyayangi hambanya. Dia menciptakan manusia dengan sebaik-baik kejadian dan melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya. Allah mengurniakan akal fikiran yang tidak dianugerahkan kepada makhluk Allah yang lain. Allah menguji seseorang hambanya untuk mengetahui sejauh mana kesetiaan seseorang hamba terhadap Allah. Allah tidak menguji seseorang hamba-Nya melebihi apa yang mampu dilakukan oleh hamba itu.
Tetapi apa yang terjadi pada hari ini, bunuh diri, bunuh diri, bunuh diri, dan banyak lagi. Mereka tidak sedar yang mereka sentiasa dilihat oleh Allah. Allah sentiasa berada di sisi kita. Sentiasa bersama kita. Sebagai hambanya, kita hendaklah lakukan apa yang disuruh dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga kita sentiasa mendapat rahmat dan hidayah-Nya....
Allah Sentiasa Mendengar Rintihan Hamba-HambaNya
Keluhan orang yang berdosa kerana dosa-dosanya, Allah amat suka. Sekiranya gugurnya air mata saat menangis mengenang dosa-dosanya, itu dapat memadamkan api Neraka. Takutnya kepada Allah kalau-kalau berbuat salah atau takut tidak diampuni dosanya adalah ibadah. Sedangkan orang yang beribadah belum tentu jadi ibadah. Kerana yang namanya ibadah mestilah sampai terasa dan dihayati oleh hati dalam ibadahnya, penghayatan itulah kerja hati.
Kalau fizikal saja yang nampak beribadah, tapi hati tidak beribadah, maka tidak ada erti apa-apa dengan ibadahnya. Tuhan tidak pandang rangka, tapi pandang isinya. Rangka cantik bagaimanapun, jika tidak ada isi tidak ada erti apa-apa.
Rasa berTuhan dibawa ke mana-mana ini juga adalah ibadah batin. Pahalanya senantiasa mengalir selagi ada rasa itu. Rasa hamba dibawa ke mana-mana,rasa lemah dan rasa tiada kuasa, adalah juga ibadah batin. Rasa hamba itu, itulah sifat hamba yang sebenarnya. Janganlah sifat hamba itu ditukar dengan sifat tuan atau ketuhanan. Itu sombong namanya. Dia ambil pakaian Alla dan dipakainya. Allah sangat murka.
Sifat ketuanan itu salah satunya ialah bangga diri, Allah membencinya. Siapalah kita manusia ini? hendak rasa bangga? Tak akan kita tidak sedar lemahnya diri manusia ini. Mengapa pula kita merasa ada kuasa dan bangga diri? Ini sikap orang yang tidak sadar akan diri.
Tidak kah kita tidak sedar, bahawa kita ini dhaif dan lemah. Setiap saat kita perlu bantuan. Bantuan oksigen, bantuan kesihatan, bantuan ketenangan. Bantuan-bantuan yang diperlukan itu siapa pemiliknya ? Tak akan kita tidak tahu dari mana kita dapat. Kalau kita sedar ini semuanya di dalam fikiran setiap masa, atau di dalam perasaan, itulah dia ibadah. Ibadah tanpa perbuatan, ibadah batin atau ibadah rohaniah namanya. Perasaan itu atau kesedaran itu adalah diberi pahala.
Lihatlah betapa Allah sangat menyayangi hambanya. Dia menciptakan manusia dengan sebaik-baik kejadian dan melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya. Allah mengurniakan akal fikiran yang tidak dianugerahkan kepada makhluk Allah yang lain. Allah menguji seseorang hambanya untuk mengetahui sejauh mana kesetiaan seseorang hamba terhadap Allah. Allah tidak menguji seseorang hamba-Nya melebihi apa yang mampu dilakukan oleh hamba itu.
Tetapi apa yang terjadi pada hari ini, bunuh diri, bunuh diri, bunuh diri, dan banyak lagi. Mereka tidak sedar yang mereka sentiasa dilihat oleh Allah. Allah sentiasa berada di sisi kita. Sentiasa bersama kita. Sebagai hambanya, kita hendaklah lakukan apa yang disuruh dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga kita sentiasa mendapat rahmat dan hidayah-Nya....
Allah Sentiasa Mendengar Rintihan Hamba-HambaNya
Keluhan orang yang berdosa kerana dosa-dosanya, Allah amat suka. Sekiranya gugurnya air mata saat menangis mengenang dosa-dosanya, itu dapat memadamkan api Neraka. Takutnya kepada Allah kalau-kalau berbuat salah atau takut tidak diampuni dosanya adalah ibadah. Sedangkan orang yang beribadah belum tentu jadi ibadah. Kerana yang namanya ibadah mestilah sampai terasa dan dihayati oleh hati dalam ibadahnya, penghayatan itulah kerja hati.
Kalau fizikal saja yang nampak beribadah, tapi hati tidak beribadah, maka tidak ada erti apa-apa dengan ibadahnya. Tuhan tidak pandang rangka, tapi pandang isinya. Rangka cantik bagaimanapun, jika tidak ada isi tidak ada erti apa-apa.
Rasa berTuhan dibawa ke mana-mana ini juga adalah ibadah batin. Pahalanya senantiasa mengalir selagi ada rasa itu. Rasa hamba dibawa ke mana-mana,rasa lemah dan rasa tiada kuasa, adalah juga ibadah batin. Rasa hamba itu, itulah sifat hamba yang sebenarnya. Janganlah sifat hamba itu ditukar dengan sifat tuan atau ketuhanan. Itu sombong namanya. Dia ambil pakaian Alla dan dipakainya. Allah sangat murka.
Sifat ketuanan itu salah satunya ialah bangga diri, Allah membencinya. Siapalah kita manusia ini? hendak rasa bangga? Tak akan kita tidak sedar lemahnya diri manusia ini. Mengapa pula kita merasa ada kuasa dan bangga diri? Ini sikap orang yang tidak sadar akan diri.
Tidak kah kita tidak sedar, bahawa kita ini dhaif dan lemah. Setiap saat kita perlu bantuan. Bantuan oksigen, bantuan kesihatan, bantuan ketenangan. Bantuan-bantuan yang diperlukan itu siapa pemiliknya ? Tak akan kita tidak tahu dari mana kita dapat. Kalau kita sedar ini semuanya di dalam fikiran setiap masa, atau di dalam perasaan, itulah dia ibadah. Ibadah tanpa perbuatan, ibadah batin atau ibadah rohaniah namanya. Perasaan itu atau kesedaran itu adalah diberi pahala.
tips meningkatkan motivasi belajar anak
Memberi angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang
dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat
kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka
tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna.
Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan
sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar
yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan
diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu
pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan,
baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa
akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat
terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para
siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi
ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan
jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui
hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih
giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti
akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat
meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya
juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
a) Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar
seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan
Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas
tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b) Hadiah.
Hadiah
akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan
hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c) Saingan/kompetisi.
Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah
dicapai sebelumnya.
d) Pujian.
Siswa
yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau
pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa
akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e) Hukuman.
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Cara meningkatkan motivasi belajar
dengan memberikan hukuman. Hukuman akan diberikan kepada siswa yang
berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan
dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu
motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah
hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan
lain sebagainya.
f) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya
adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain
itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang
disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.
g) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
h) Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan peserta
didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam
proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan
metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik
yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk
mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan..
i) Menggunakan metode yang bervariasi.
Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode
yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar.
Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan
materi pada siswa.
j) Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berikut merupakan beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar anda, semoga berhasil!!
peningkatan mutu pendidikan di indonesia
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant
(PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari
12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang
dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia
memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari
57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga
yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Kualitas
pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang
(2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah
saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun
permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik
2. Rendahnya kualitas guru
3. Rendahnya kesejahteraan guru
4. Rendahnya prestasi siswa
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
7. Mahalnya biaya pendidikan
Melihat
data di atas, salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya
kesejahteraan guru. Jika yang kita bicarakan adalah guru pada zaman orde
baru, mungkin rendahnya kesejahteraan guru menjadi salah satu faktor
atau bahkan faktor penyebab utama. Akan tetapi, yang dibahas di sini
adalah mutu pendidikan sekarang ini, di mana kesejahteraan guru telah
menjadi prioritas pemerintah yaitu dengan adanya sertifikasi guru dalam
jabatan. Meskipun demikian, mutu pendidikan di Indonesia belum juga
terangkat. Besarnya prosentase siswa tidak lulus UN menjadi indikasi
bahwa pendidikan di Indonesia belum mengalami kejayaan. Lalu, apa
sebenarnya faktor penyebabnya?
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, perlu ditilik dari berbagai sudut
pandang. Salah satunya adalah kebijakan dalam bidang pendidikan. Oleh
karena itu, perlu kita ingat lagi esensi pendidikan nasional kita. Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS menetapkan bahwa pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Bertujuan untuk
berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dalam
penjelasan, telah ditetapkan strategi pembaharuan pendidikan tentunya
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Strategi tersebut
meliputi:
1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan
5. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
9. Pelaksanaan wajib belajar
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
11. Pemberdayaan peran masyarakat
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat
13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional
Ketiga
belas strategi tersebut jika konsisten pelaksanaannya sungguh merupakan
upaya besar bangsa Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Asalkan tidak hanya sebatas wacana belaka. Di samping itu, pemerintah
perlu segera mengambil tindakan aktif sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia, agar masyarakat Indonesia tumbuh menjadi
masyarakat yang berbudaya, berkembang sesuai dengan perkembangan IPTEK,
dan siap menyongsong globalisasi.
Ada
berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk melakukan tindakan aktif
tersebut dalam peningkatan mutu pendidikan, antara lain:
1. Sistem pendidikan disesuaikan dengan pasar kerja yang tersedia saat ini.
2. Sistem pendidikan disusun dengan tujuan untuk memenuhi lapangan kerja.
3. Sistem
pendidikan disusun dengan menyesuaikan perkembangan ilmu-ilmu baru,
membina progam pendidikan dan mengembangkan teknologi.
Perbaikan Kurikulum
Untuk
mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bukan perkara
mudah. Perlu adanya kerjasama dari berbagai lini. Mulai dari pembuat
kebijakan hingga pelaksana pendidikan di lapangan. Jika semua sudah
mampu bekerjasama, baru kita tentukan masalah mana yang akan diperbaiki
terlebih dahulu? Menurut penulis masalah yang sangat urgen dan mendesak
saat ini adalah perbaikan kurikulum karena berkaitan erat dengan
pelaksana pendidikan di lapangang yaitu guru dan siswa.
Kurikulum
dalam Pasal 1 butir 9 UUSPN adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pasal 27
UUSPN menyebutkan bahwa kurikulum disusun untuk tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta didik dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Perbaikan kurikulum di sini mengacu pada pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek kehidupan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mulai dari pemikiran sampai pada pelaksanaannya, agar kurikulum itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik.
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek kehidupan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mulai dari pemikiran sampai pada pelaksanaannya, agar kurikulum itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik.
Pengembangan
kurikulum dimulai dengan suatu proses perencanaan, yaitu menetapkan
berbagai kebutuhan, mengadakan identifikasi tujuan dan sasaran, menyusun
persiapan dan pelaksanaan penyajian yang sesuai dengan persyaratan
kebudayaan, sosial, dan individu. Pengembangan kurikulum di Indonesia
telah terjadi berkali-kali. Hal ini bertujuan agar kurikulum yang
digunakan pada sekolah-sekolah mampu menghasilkan produk pendidikan yang
unggul, menguasai IPTEK, berdasarkan IMTAK, dan siap bersaing dengan
dunia luar.
Pengembangan
kurikulum yang pertama terjadi pada tahun 1994 sebagai hasil
penyesuaian kurikulm 1984. Pengembangan dilakukan dengan penyederhanaan
kurikulum. Penyederhanaan dilakukan pada jumlah mata pelajaran,
penyederhanaan bahasa agar mdah dipahami oleh gur, dan penggunaan
istilah baku yang sesuai dengan format perundang-undangan dan GBPP.
Kurikulum
1984 dikembangkan lagi menjadi kurikulum 2004 yang kita kenal sebagai
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta
didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya.
Namun,
pada praktiknya KBK belum sepenuhnya berhasil dan masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, pemerintah menyempurnakan kurikulum 2004
(KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun
2006. KTSP memungkinkan partisipasi dari semua elemen sekolah mulai dari
guru sampai pengelola sekolah. Guru dan pengelola sekolah diberi
kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah
tersebut. KTSP memberikan kemandirian penuh kepada lembaga pendidikan
terkait. Bahkan, guru dituntut untuk mengembangkan bahan ajar sesuai
dengan kemampuan peserta didik. Sehingga, peserta didik setingkat RSBI
dengan peserta didik “sekolah pinggiran” mendapatkan materi ajar yang
berbeda disesuaikan dengan kemampuannya.
Maka
dari itu, hendaknya pemerintah sangat berhati-hati dan mempertimbangkan
berbagai aspek dalam penyusunan kurikulum agar mutu pendidikan terus
meningkat sesuai dengan arus globalisasi.
psikologi pendidikan
Pendahuluan
Psikologi pendidikan adalah studi yang
sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10).
Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara
psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak
mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan
bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar.
Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan
belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek
didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah
pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini
agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan
kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap
berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.
B. Mendorong Tindakan Belajar
Pada umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang memiliki
sejumlah besar pengetahuan tertentu, dan berkewajiban menyebarluaskannya
kepada orang lain. Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan
sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan
pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi
pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka
peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan
sebagai individu terdidik.
Anggapan-anggapan seperti ini,
meskipun sudah berusia cukup tua, tidak dapat dipertahankan lagi. Fungsi
pendidik menjejalkan informasi pengetahuan sebanyak-banyakya kepada
subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-ingat
keseluruhan informasi itu, semakin tidak relevan lagi mengingat bahwa
pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas.
Dengan kata lain, pengetahuan-pengetahuan (yang dalam perasaan dan
pikiran manusia dapat dihimpun) hanya bersifat sementara dan
berubah-ubah, tidak mutlak (Goble, 1987 : 46). Gugus pengetahuan yang
dikuasai dan disebarluaskan saat ini, secara relatif, mungkin hanya
berfungsi untuk saat ini, dan tidak untuk masa lima hingga sepuluh tahun
ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya menjejalkan informasi
pengetahuan kepada subjek didik, apalagi bila hal itu terlepas dari
konteks pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun demikian bukan berarti fungsi
traidisional pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan harus
dipupuskan sama sekali. Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu
dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial
yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan
informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu
falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa menjadi
seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam
perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang
setiap hari mengepung kehidupan mereka.
Sebagai penengah, pendidik harus
mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan
mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh
subjek didik.Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik
membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia
sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan belajar dalam pengertian yang
sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji
kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai
kebutuhan-kebutuhannya.
Dari deskripsi di atas terlihat bahwa
indikator dari satu tindakan belajar yang berhasil adalah : bila subjek
didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Lebih jauh lagi, bila
subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri ; menjadi dirinya
sendiri. Faure (1972) menyebutnya sebagai “learning to be”.
Adalah tugas pendidik untuk
menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar
secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu lebih dari sekedar
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam buku teks,
melainkan mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motif-motif dan
membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan (Whiteherington, 1982:77). Inilah fungsi motivator,
inspirator dan fasilitator dari seorang pendidik.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Agar fungsi pendidik sebagai
motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka
pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas
dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud,
1985 :11).
1. Faktor
Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup
faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan
faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut
menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek
didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan
kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ;
juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling
sederhana ke tingkat lebih kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi
lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian.
Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada
sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil
yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial
yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan
pencapaian hasil belajar yang optimal.
Yang tak kalah pentingnya untuk
dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong
perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks
dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar.
Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan
faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas
pencapaian tujuan-tujuan belajar.
Faktor fisiologis lainnya yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual
subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran
jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi
jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai
untuk memulai tindakan belajar.
2. Faktor
Psikologis
Faktor-faktor
psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak
dapat dibahas secara
terpisah.
Perilaku individu, termasuk perilaku
belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir
sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti
perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
2.1.
Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek
didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik
hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek
didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi
pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran
dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran
(role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pemebelajaran seperti ini
juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian
yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah,
yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu,
seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik
keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian
psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan
ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.
2.2.
Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan
dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan,
pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya
pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu
pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses
pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas
pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara
unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya
dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa
unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan
informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui
penglihatan dan pendengaran.
Jika demikian, para pendidik perlu
mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material
pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan
pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ;
bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.
2.3.
Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang
berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2)
menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi
inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral
peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu
mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik
pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai
dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih
dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik
pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan
bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa
rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang
menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam),
b (bebek) dan sebagainya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan
menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya
pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada
siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan
tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan
pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung
semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan
dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Untuk mencapai proporsi yang memadai
untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus
mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak
terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran
sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang
atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya.
Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu
submaterial pembelajaran selesai.
Kemampuan resroduksi, yakni
pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari,
tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang
telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons
tantangan-tangan dunia sekitar.
Pendidik dapat mempertajam kemampuan
subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan
material pembelajaran yang telah diberikan.
2.4.
Berfikir
Definisi yang paling umum dari
berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam
Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide
dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara
bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang
berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa
berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan
berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan
pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia
alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan
sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda.
Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik
yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang
“selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung
melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para
pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian
pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan
mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka.
Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi
subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.
2.5.
Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek
didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu.
Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah
bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam
ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif
tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik.
Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin
mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik
tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam
keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik,
pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini,
umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di
antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong
subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun
demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak
mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan
melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik
prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik
dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus
membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan
melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan
prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)