Ada sebuah rahasia penting yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini.
Sebuah rahasia yang maha dahsyat bila anda rutin melaksanakan sholat
sunah Tahajud. Sholat yang dilaksanakan sepertiga malam dengan penuh
keheningan, karena di saat itu banyak orang yang tertidur lelap.
Pada saat itulah sebaiknya anda bangun dari tidur. Mengambil air wudhu
lalu melaksanakan sholat sunah Tahajud. Boleh anda laksanakan 2 rakaat
ditutup dengan witir 1 rakaat. Boleh juga 8 rakaat dan ditutup dengan
witir 3 rakaat. Bila anda sanggup, boleh juga sampai 23 rakaat.
Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya.
Lebih baik melaksanakan sholat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi
rutin tiap malam, daripada banyak rakaatnya tapi tidak rutin. Anda perlu
konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi dalam diri.
Hal terpenting dari sholat tahajud adalah anda merenungi hidup ini,
melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah
dengan seraya beristighfar dengan penuh ke-khusyuk-an. Memohon diberikan
kemudahan dalam melaksanakan aktivitas esok hari, dan yang lebih
penting berdoa kepada Allah agar di lapangkan rezeki.
Saya menjadi teringat ketika hendak mau menikah di Bandung pada tahun
1998. Pada malam sebelum nikah, saya sempat bingung karena uang untuk
transport penghulu dan juga tempat penginapan belum ada di kantong. Saya
berdiskusi dengan almarhum ayah untuk mencarikan solusinya. Lalu saya
katakan kesulitan saya itu kepada beliau. Ketika kesulitan itu saya
sampaikan, ayah saya cuma tersenyum dan menyuruh saya untuk melaksanakan
sholat tahajud.
Malamnya, saya sholat tahajud dengan penuh kekhusyukan agar besok
dimudahkan dari segala urusan. Saya berserah diri kepada Allah seraya
berdoa agar diberikan rezeki karena akan menikah besok lusa. Saya pun
berdoa sambil menangis sesunggukan memohon ampun kepada-Nya. Segala
ikhtiar sudah ditunaikan, sekarang saatnya saya berdoa kepada Yang Maha
Kuasa. Semoga Allah mengabulkan segala permintaan saya yang akan menikah
esok lusa.
Besok paginya, setelah sholat subuh berjamaah, ada ketukan pagar dari
luar rumah. Begitu saya tengok keluar, ada pak Yono, salah satu pengurus
masjid Al Iman datang ke rumah kami.
Setelah pintu pagar dibuka, lalu saya persilahkan beliau masuk ke ruang
tamu. Setelah beliau ada di ruang tamu, maka mengobrollah kami sebentar,
lalu tiba-tiba saja diberinya saya amplop yang berisi uang. Jumlahnya
pas banget dengan yang saya butuhkan. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu
Akbar, saya mengucap syukur kepada Allah. Ternyata di pagi hari itu,
Allah memberikan rezekinya lewat pak Yono dan kawan-kawan pengurus
masjid yang tidak bisa ikut hadir dalam pernikahan saya di kota Bandung.
Rahasia sholat tahajud mungkin sudah pernah anda dapatkan. Dia datang
berbeda-beda caranya. Ada yang cepat, dan ada yang lambat. Tergantung
dari ridho Allah, dan cara kita berdoa. Terkadang kita sering terlupa
bahwa doa adalah permohonan dan permintaan hambaNya yang memasrahkan
dirinya agar diampuni dosanya, diberikan kemudahan hidup di dunia dan
akhirat kelak. Merendahkan diri dihadapan sang penguasa langit dan bumi.
Semoga Allah mengabulkan doa-doa hambaNya yang berserah diri pada
saat-saat keheningan sepertiga malam dengan melaksanakan sholat sunah
tahajud. Oleh karenanya, jangan lupa pula untuk selalu sadar diri bahwa
akan ada hidup sesudah mati. Di dunia ini kita hanyalah seorang
pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.
Sabtu, 09 Juni 2012
isra' mi'raj dalam tinjauan sains dan teknologi
Isra`
Mi`raj dan Saintek (Saintek=Sains+Teknologi) merupakan dua hal yang
mempunyai hubungan mutually exclusive dalam klasifikasi pengetahuan
manusia. Isra` Mi`raj jelas merupakan satu bahasan dalam metafisika, dan
secara prinsipiil ruang bahasan metafisika berbeda dengan ruang bahasan
saintek. Saintek membahas hukum-hukum alam material yang empiris, sains
menjawab pertanyaan what dan why dan teknologi menjawab pertanyaan for
what. Sedang metafisika membahas hukum-hukum umum alam, terutama alam
immaterial yang jelas non-empiris.
Mungkin sebagian orang beranggapan, " Sulit bagi kita
untuk memahami Isra` Mi`raj di abad sains dan teknologi ini. Sains
modern telah menemukan bahwa kecepatan maksimum materi adalah kecepatan
cahaya di ruang hampa (c = 300.000 km/dt). Seperti yang telah kita
ketahui cahaya merambat memerlukan waktu 500 detik ( 8,333 menit) untuk
menempuh jarak bumi-matahari, dan ia perlu merambat selama 50.000 tahun
hanya untuk melintasi radius galaksi Bima Sakti (The Milky Way), padahal
galaksi yang ada di alam ini yang terobservasi sampai saat ini
diperkirakan ada ratusan juta. Bagaimana mungkin, seseorang manusia
melintasi itu semua dalam waktu semalam?"
Argumen
seperti ini benar-benar menunjukkan kesalahan sistematik kronis suatu
sistem berfikir yang masih bisa disebut sebagai "otak". marilah kita bahas beberapa kesalahan berfikir yang terdapat dalam argumen tersebut.
Pertama,
di balik argumen tersebut terdapat suatu anggapan bahwa Isra` Mi`raj
adalah suatu perjalanan yang bersifat murni material. Nabi dianggap
berjalan dari satu titik ruang tertentu (Masjid Al-’Aqsha) di alam ini
kesatu titik ruang tertentu di balik ujung langit (Sidratul-Muntaha) ,
dan menemui Tuhan di sana. Apakah mungkin bagi Tuhan terikat pada
"ke-dimana-an"? Padahal Ia-lah Yang Maha Mutlak. Tidak Terbatas. Karena
jika ada sesuatu yang membatasinya berarti ada sesuatu yang lebih kuasa
dari-Nya. Subhanallahi ‘amma yashifuun. Perhatikan ayat berikut ini; "
Wa idzaa sa`alaka ‘ibaadi ‘annii fa innii qariib"(QS Al-Baqarah 186).
Allah Yang Maha Dekat terhadap Anda, terhadap saya, terhadap kita semua.
Dan tentu tidak mungkin menafsirkan ayat ini dengan mengartikan dekat
dalam pengertian "ke-dimana-an" material seperti di atas.
Kedua,
sekiranya sekali lagi sekiranya anggapan di atas benar pun, apakah
benar bahwa perjalanan ini tidak mungkin secara logis? Mungkin perlu
bagi kita untuk meninjau kembali berbagai jenis kemungkinan.
Pertama, adalah kemungkinan empiris, contohnya adalah naik gunung Himalaya mungkin secara empiris.
Kedua,
adalah kemungkinan saintifik, contohnya adalah mungkin membuat kereta
api yang melayang di atas relnya dengan energi superkonduktor. Walaupun
kereta ini belum ada secara empiris namun secara saintifik ini mungkin.
Kemungkinan saintifik dan kemungkinan empiris ini relatif, berubah
terhadap ruang dan waktu dan tidak bisa dipegang sebagai satu kebenaran
mutlak. Secara saintifik tidak mungkin bagi seseorang masih hidup jika
jantungnya telah tidak berdenyut selama seratus hari, tapi kenyataannya
secara empiris ada ahli-ahli yoga India yang mampu melakukannya.
Secara
empiris tidak mungkin untuk bergerak dengan kecepatan 1000 kali
kecepatan suara saat ini, padahal secara saintifik itu sangat mungkin
(1000 kali kecepatan suara = 0,001 kali kecepatan cahaya). Secara
empiris, dulu tidak mungkin orang bisa pergi ke bulan, sedang sekarang
secara empiris hal itu jelas-jelas mungkin. Secara saintifik, dulu tidak
mungkin bagi seseorang untuk memahami eksistensi gelombang
elektromagnetik, tapi sejak Maxwell menemukannya sekarang semua
mahasiswa memahaminya. Bahkan secara empiris, kita telah menikmati
manfaatnya melewati TV, radio, dll.
Jenis
kemungkinan ketiga adalah, kemungkinan logis. Sesuatu disebut mungkin
secara logis, jika ia tidak melanggar prinsip non-kontradiksi. Apa
contoh sesuatu yang tidak mungkin secara logis? Misal; sesuatu ada
sekaligus tidak ada di suatu tempat dan waktu tertentu secara bersamaan.
Apa contoh lain? Misal; adanya lingkaran sempurna yang luasnya tidak
berbanding lurus dengan kuadrat jari-jari. Apa contoh lain yang mudah?
Misal; membagi tiga keping uang seratusan logam secara merata kepada dua
orang tanpa perlu membagi/menukarkan keping tersebut. Dan lain-lain.
Kemungkinan
logis ini tidak relatif, tapi mutlak. Tidak tergantung ruang dan waktu.
Tidak tergantung kasus apapun. Ia berlaku universal. Kemungkinan logis
inilah yang dapat dipakai sebagai satu ukuran logis atau tidak logis nya
sesuatu secara umum.
Ditinjau
dari kemungkinan logis ini, misalnya, sekali lagi misalnya kita anggap
asumsi model perjalanan Isra` Mi`raj yang material itu pun kita terima,
tidak ada kontradiksi logis apapun di sana. Kejadian tersebut tidak
melanggar prinsip non-kontradiksi. Jadi ya, sahih. Atau mungkin-mungkin
saja secara logis.
Sedikit
lebih jauh lagi, apakah Anda mendengar suatu eksperimen akhir-akhir ini
yang telah membantah Teori Relativitas dengan ditemukannya partikel
yang bergerak lebih cepat dari cahaya? Mari kita tinggalkan kerangka
empirisme dan saintifik yang relatif dalam memahami hal-hal yang
bersifat absolut. Kembali ke struktur berfikir yang jernih. Dan logis.
Apa satu hikmah Isra` Mi`raj bagi kita? Minimal, kita menjadi menyadari pentingnya berfikir di luar kerangka empirisme dan saintek yang amat relatif. Kemudian, kita
menyadari kemungkinan logis yang jauh lebih luas dan umum dari sekedar
empirisme inderawiah dan saintek materialis yang dangkal. Dan mungkin, kita
akan menyadari makna immaterialitas perjalanan Isra` Mi`raj Nabi Suci,
jauh di atas sekedar keajaiban-nya yang mengatasi alam materi ini.
Kita
teringat ada satu makhluk manusia yang teramat mulia. Tubuh materialnya
telah terspiritualisasi sempurna menjadi Cahaya yang lebih terang dari
seluruh Cahaya material maupun immaterial lain. Seluruh wujud-nya
mengalami perjalanan, atau mungkin kita
lebih suka menyebutnya sebagai transformasi atau dalam istilah
filsafatnya gerakan substansial (harakah al-jauhariyah), sehingga
dikatakan ia mencapai "jarak substansial" terdekat terhadap Hakikat
Agung Zat Suci Yang Maha Agung Maha Semarak di antara semua makhluk lain
yang dicipta. Ia-lah Muhammad, Kekasih-kita, Junjungan-kita, dalam seluruh hidup-kita dan mati-kita. Ia-lah Muhammad, Kekasih Tuhan Seru Sekalian Alam. Sholallohu ‘alaihi wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)